Cerita pendek SAHABAT

Minggu, 13 November 2011
SAHABAT

Windi adalah siswi pindahan dari Jakarta. Windi Tumela yang dipanggil Windi ini harus beradaptasi lagi dari nol dimana dia harus memulai untuk mengenal satu sama lain. Dia termasuk siswi yang supel dan gampang bergaul. Awal masuk sekolah, dia merasa tidak perlu takut ataupun canggung untuk memperkenalkan diri sebab dia sudah beberapa kali pindah sekolah dikarenakan orangtuanya pindah tugas. Menjadi siswi baru baginya sangat menyenangkan karena Windi bisa mendapatkan teman baru dan beradaptasi dengan satu sama lain. Lain halnya sebagian orang berpendapat bahwa menjadi siswa ataupun siswi baru tidaklah enak, karena sangat menyebalkan dan harus beradaptasi dengan teman baru. Hari pertama Windi sekolah sangat menyenangkan, baik dengan teman barunya maupun gurunya. Hati Windi penuh keceriaan, dia selalu tersenyum sambil tertawa kecil. Windi terlihat akrab dengan teman barunya, selain itu dia juga sangat terlihat akrab dengan temannya yang bernama Gabriella. Gabriella biasa dipanggil Gaby, dia teman sebangkunya Windi. Mereka sangat kompak dan sama-sama memiliki hobby yang sama yaitu hobby bermain basket dan berenang. Kekompakkan mereka ini menjadi suatu acuan sampai mana mereka bisa mempertahankan hubungan pertemanan ini.

Ternyata mereka tinggal di komplek yang sama , dan yang menyadari bahwa mereka satu komplek adalah Gaby. Gaby pernah melihat Windi didepan rumahnya pada saat Gaby lagi belajar kelompok. Gaby sebelumnya tidak mengenali Windi  karena Windi waktu itu belum menjadi siswi baru. Tapi semenjak mereka berdua saling kenal, setiap sore sehabis pulang sekolah mereka manfaatkan waktu untuk belajar diselingi dengan bermain sepeda. Gaby tak habis fikir, kenapa bisa dia sedekat itu dengan Windi ? Keakraban diantara mereka tidak membutuhkan proses panjang, itu hanya ketidaksengajaan kenapa mereka bisa seakrab itu. Teman-teman disekolahnya pun heran karena mereka baru kenal dan bisa seakrab ini. Bukan mereka saja yang heran, tetapi Windi dan Gaby juga merasa hal yang sama. Tapi mereka hanya tersenyum dan terlihat senang.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu mereka selalu terlihat bersama, dimana ada Gaby pasti disampingnya ada Windi. Tapi akhir-akhir ini kedekatan mereka agak renggang. Vania teman sekelas mereka, sebagai penengah akhirnya mencoba menanyakan apa yang terjadi diantara mereka berdua. Ternyata ada kesalahpahaman diantara mereka. Akhirnya Vania membantu mereka, dan Windi maupun Gaby bisa klop lagi. Vania merasa mereka berdua kalau ada masalah selalu diam-diaman. Itu yang membuat Vania tertawa, yang biasanya kemana-mana berdua sekarang diam-diaman dikelas. Vania adalah teman sekelasnya Gaby waktu kelas 1. Dia tahu sekali kepribadian temannya itu. Menurutnya, Gaby itu teman yang sangat baik selalu peduli ke siapa saja, mudah bersosialisasi dan dia termasuk orang yang konsisten. Disaat Vania tahu kalau temannya itu dekat dengan Windi, dia sangat senang karena sebelumnya Gaby selalu terlihat murung. Dia mengalami keterpurukan dimana dia harus kehilangan sosok ayahnya. Entah apa yang dilakuan Windi kepada Gaby, hingga Gaby bisa bangkit lagi dari keterpurukan yang ia alami. Suatu hal yang berkesan bagi Gaby.

Satu sekolah sudah tahu mereka saling dekat. Mereka disekolah dipandang familiar karena memang mereka mudah bersosialisasi. Tapi Gaby dan Windi bukan termasuk siswi yang sombong walaupun memang mereka termasuk siswi yang familiar disekolah. Mereka menggangap itu terlalu berlebihan dan aneh. Gaby menanggapi dengan santai sambil tertawa kecil.

Beberapa hari kemudian, Windi tidak masuk sekolah. Gaby yang waktu itu datang terlambat langsung menanyakan kepada Vania.
Gaby  : Hai, kamu lihat Windi hari ini ?
Vania : Hai juga Gaby. Eh aku dari tadi tidak melihat Windi. Emang dia tidak mengabari kamu kemarin ?
Gaby : Windi tidak mengabari aku sama sekali mungkin dia terlambat.
Vania : Mungkin dia terlambat, mudah-mudahan saja dia tidak kenapa-kenapa.
Setelah Gaby bertanya kepada Vania, dia langsung menelfon Ibu Windi. Ternyata, Windi dirawat kemarin malam.Windi di diagnosis oleh dokter kalau dia mengalami maag akut. Setelah mendengar pembicaraan ibunya Windi, Gaby langsung shock dan berniat setelah pulang sekolah ia akan menjeguk sahabatnya itu.

Teet...Teeet...Teet Bel pulang sekolah berbunyi. Gaby langsung bergegas menuju keluar sekolah. Didalam perjalanan, dia sangat khawatir dengan kondisi sahabatnya. Dia berlari menuju ruangannya Windi. Sesampainya diruangan, dia langsung memeluk sahabatnya itu. Windi sangat terharu dan sangat senang dengan kedatangan Gaby. Gaby memperlakukan Windi layaknya sebagai adik. Dia membantu Windi dari menyuapi makan, memberi obat hingga membantu mengerjakan tugas. Ini benar-benar yang namanya Sahabat dalam suka maupun duka selalu ada. Windi sangat beruntung bertemu dengan Gaby. Baginya Windi bukan sahabat saja melainkan sudah dianggap keluarga sendiri. Orang tua Windi pun ikut senang dengan kehadiran Gaby. Hari-hari Windi pun berwarna-warni semenjak adanya Gaby. Gaby pun merasakan hal yang sama. Mereka berharap persahabatan ini tetap dijaga dan jangan sampai melupakan perbuatan yang telah dilakukan masing-masing. Itulah namanya sahabat, yang selalu ada tiap saat. Yang selalu memberi dukungan dan semangat.